Bukan hanya membuka pintu komunikasi, tetapi mengikat kembali kemesraan dengan para jurnalis melalui Family Gathering & Kemitraan dengan Wartawan di Kembar Café, Medan Amplas, Jumat (21/11/2025).
Lebih dari 200 wartawan hadir merayakan kemitraan yang semakin matang, suasana riuh, hangat, dan penuh tawa pun tampak terlihat.
Tampil sebagai tuan rumah yang elegan, dengan nada tegas namun penuh penghargaan, Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Dr. Ferry Walintukan, SIK, SH, MHum mengapresiasi profesi jurnalis yang mulia.
“Jurnalis itu Profesi Mulia, Maka Hormatilah Martabatnya” ungkap Kombes Pol Ferry Walintukan.
Dengan nada tegas namun penuh penghargaan, Kombes Pol Ferry Walintukan juga menyampaikan salam hangat Kapolda Sumut, Irjen Pol Whisnu Februanto sembari menegaskan pondasi utama hubungan Polda dan pers.
“Wartawan itu profesi mulia. Karena itu, wartawan harus menjaga dirinya, menjaga etikanya, dan menjaga kepercayaannya. Kritik itu bukan musuh kami, selama berjalan di rel UU Pers dan kode etik,” ujar Kombes Ferry.
Ia juga menegaskan komitmen Polda Sumut memfasilitasi Uji Kompetensi Wartawan (UKW), supaya seluruh jurnalis unit Polda memiliki sertifikasi profesional dan semakin berwibawa di lapangan.
Jadi Sorotan Utama, Ketua PWI Sumut Mengangkat Martabat Sinergi
Sosok paling menonjol sore itu adalah Ketua PWI Sumut, Farianda Putra Sinik. Kehadirannya bukan sebatas formalitas, tetapi sebagai simbol keseimbangan antara kekuasaan dan pena.
Dalam sambutannya, ia menyampaikan pernyataan yang langsung menyedot perhatian seluruh ruangan.
“Enam bulan, dua kali Family Gathering. Ini bukan seremonial. Ini penghormatan. Ini bukti nyata bahwa Polda Sumut tidak memandang pers sebagai pelengkap, tetapi sebagai mitra inti.” ungkap Farianda yang langsung disambut riuh tepuk tangan para jurnalis.
Farianda menegaskan lagi, bahwa relasi sehat antara kepolisian dan awak media adalah fondasi keamanan informasi serta ketertiban sosial di Sumatera Utara.
Suara Organisasi Pers : Satu Nada, Satu Tujuan
“Ketika pena wartawan bersih, maka pikiran publik ikut tercerahkan."
“Sinergi pers dan polisi bukan basa-basi—ini urat nadi demokrasi.”
“Profesi wartawan hanya bisa dijaga oleh mereka yang menghormati kebenaran.”
“Kritik yang jujur lebih berharga daripada pujian yang membutakan.”
“Berita yang sahih adalah pondasi ketertiban sosial.”
“Seorang wartawan tanpa integritas hanyalah penonton di tengah kebisingan zaman.”
“Ketika polisi dan pers saling percaya, publik menemukan cahaya.”
“Etika adalah baju besi seorang jurnalis.”
“Kata-kata yang ditulis wartawan bisa menyejukkan, bisa juga mengguncang kekuasaan.”
“Pena dan lencana, bila bersatu, menciptakan ruang publik yang sehat.”
Ketua SMSI Sumut, Erris Napitupulu memberikan apresiasi dan mengusulkan lomba menulis wartawan Unit Polda, sebagai tolok ukur mutu pemberitaan dan evaluasi kerja kepolisian.
Ketua JMSI Sumut Rianto Aghly, SH, membacakan puisi “Pengabdian Tanpa Batas”, yang malam itu menjadi penghormatan puitis untuk para jurnalis yang tetap teguh menjaga idealisme di tengah tekanan zaman.
Dewan Pers & Pakar Pers Rizal Surya juga mengungkapkan mengingatkan pentingnya UU Pers dan Kode Etik Jurnalistik sebagai “kitab suci” yang memastikan wartawan tetap profesional, objektif, dan independen. (Wilfried Hutabarat).




