NAGAPOS.COM |MEDAN - Bencana alam yang menghantam 11 wilayah Sumatera Utara pada 27 November 2025 lalu meninggalkan duka dan prihatin dari berbagai kalangan.
Foto (ist) : Tokoh Masyarakat dan Pemerhati Sosial Sumut, M. Arif Tanjung menyalurkan bantuan kepada puluhan Abang becak yang terdampak banjir, Rabu (10/12/2025).
Selain itu juga banyak menumbuhkan kesolehan sosial yang sering membangkitkan empati serta solidaritas terhadap sesama.
Di Kota Medan sendiri, Kepedulian terhadap warga yang terdampak musibah banjir tersebut menggerakkan hati M. Arif Tanjung, salah seorang tokoh masyarakat dan pemerhati sosial Sumatera Utara (Sumut).
Tanpa kepentingan citra politik, Arif Tanjung bergerak dari nawaitu (niat) tulus menggalang donasi selama sepekan terakhir, karena sadar dirinya berstatus abdi yang wajib mengatasi masalah sosial dan ekonomi dalam masyarakat.
"Selain bantuan dari negara, saya terharu melihat solidaritas warga yang menyalurkan donasi dan aparat saling bahu-membahu mengatasi banjir kali ini," tutur Arif Tanjung kepada wartawan yang menemuinya usai menyalurkan bantuan untuk korban bencana pada Rabu, (10/12/2025).
Menurut Arif Tanjung, salah satu hikmah hebat dibalik musibah dahsyat adalah munculnya gerakan kesalehan sosial yang akan menjadi kekuatan mendatangkan keberkahan hidup masyarakat se-Tanah Air.
"Sesuai anjuran agama saya, yang pertama dibantu adalah korban (bencana) yang (lokasinya) dekat dulu, baru kemudian (membantu) yang jauh," jelasnya soal alasan bantuan diproritaskan untuk korban banjir di Medan.
Arif Tanjung menjelaskan lagi, untuk wilayah Kota Medan sendiri kurang lebih ada sebanyak 46.587 jiwa dari 15.753 Kepala Keluarga (KK) yang tinggal di 14 wilayah kecamatan menjadi korban terdampak musibah banjir dan untuk sementara telah merenggut lebih kurang 12 nyawa.
Dari donasi yang terkumpul M. Arif Tanjung pun menyalurkan bantuan berupa paket sejumlah kebutuhan mandi-cuci plus makanan ringan yang akan dibagikan kepada puluhan abang becak bermotor yang terdampak banjir diberbagai domisili yang berbeda dan titik pembagian tali asih penyaluran jalan air bersih Lingkungan XI Kelurahan Sudirejo I Kecamatan Medan Kota dan turut dihadiri oleh Kepling Lingkungan XI Kelurahan Sudirejo I Ibu Berlian.
Petaka terparah sepanjang sejarah Kota Medan tahun ke tahun yang disambangi banjir kontan membuat ibukota Sumut itu ditetapkan sebagai wilayah darurat bencana dan Status 'darurat' berakhir pada Kamis (11/12/2025) mendatang.
Seiring menyalurkan donasi, Arif Tanjung meminta warga Medan mengulang tradisi kakek buyut tercintanya yang merawat alam beratus-ratus tahun lewat.
"Sebagai penghuni kota yang secara geografis rendah, menurutnya sikap itu mutlak dan publik pun mendesak Gubernur Sumut dan Wali Kota Medan cepat menemukan cara jitu pasca bangunan kanal senilai Rp 240 miliar di Titi Kuning terbukti tidak mampu menangkal banjir yang dramatis," ujar Arif Tanjung.
Dalam perspektif metropolis, Arif menilai Medan seharusnya tak pernah terendam jalanan yang merata. Soalnya, kota itu dikenal sebagai etalase Indonesia bagian barat. Di situ diletak martabat bangsa.
"Mari bersama kerja keras, all-out untuk menciptakan Medan sebagai kota yang aman dan nyaman. Tak lupa juga buat kawan dan sahabat yang berpartisipasi untuk berdonasi, semoga Amal Jariyah....Aamiin," tutup Arif Tanjung. (Soni).


