NAGAPOS.COM |Medan - Pimpin Rapat Koordinasi Virtual Pejabat di Lingkungan Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kemenag Sumut, H. Ahmad Qosbi, S.Ag, MM dalam sambutannya mengatakan Data Sistem Informasi Performa Kementerian Agama (SIPKA) Triwulan II menunjukkan rerata kinerja menyentuh 91,24% dari target, dengan serapan anggaran 39,44%.
Yang lebih membanggakan, lanjut Ahmad Qosbi. Seluruh 136 satuan kerja dilingkungan Kanwil Kemenag Sumut, tanpa terkecuali, telah melaporkan capaian kinerjanya dengan tertib dan tepat waktu, mencapai 100%.
“Untuk ini, saya sampaikan apresiasi dan rasa terima kasih yang setinggi-tingginya. Dari lubuk hati yang paling dalam, saya ucapkan terima kasih kepada Plt. Kabag Tata Usaha, para Kabid dan Pembimas, para Kepala Kankemenag, Kepala Madrasah, hingga seluruh jajaran ASN. Ini bukan sekadar angka, ini adalah bukti bahwa semangat kolaborasi dan kerja keras telah terpatri dalam sanubari kita,” ungkap Ahmad Qosbi pada Rapat Koordinasi Virtual Pejabat. Senin, (29/9/2025).
Ahmad Qosbi menjelaskan lagi, jika kinerja adalah jantungnya, maka integritas adalah sistem pernapasan bagi organisasi. Tanpa integritas, sekuat apapun kinerja, organisasi ini akan mati lemas.
“Saya instruksikan seluruh satuan kerja, dari Kankemenag hingga Madrasah, untuk segera membentuk SK Tim Zona Integritas. Kita harus melahirkan lebih banyak lagi satker peraih predikat WBK/WBBM. Jangan ragu sampaikan kendala, kita akan carikan solusi bersama,” tegas Qosbi.
“Kita semua tahu, di luar sana, ada anekdot pahit yang puluhan tahun melekat pada nama daerah kita. SUMUT seringkali diplesetkan menjadi ‘Semua Urusan Mesti Uang Tunai’. Stigma ini adalah sebuah luka, sebuah aib yang diam-diam menggerogoti kehormatan kita sebagai abdi negara dan insan beragama,” tambah Qosbi.
Ahmad Qosbi mengungkapkan, sebagai bagian dari Rencana Aksi Program PRESTASI KPK yang digagasnya tidak akan membiarkan stigma ‘Semua Urusan Mesti Uang Tunai’.
“kita tidak akan lagi membiarkan stigma itu hidup. Kita akan mencabutnya sampai ke akar-akarnya. Kita mulai dari rumah kita sendiri. Praktik pungli layanan kepegawaian, biaya nikah di luar ketentuan, dan jual beli bangku madrasah adalah penyakit kronis yang harus kita amputasi, dan mulai hari ini, mari kita ciptakan akronim baru, sebuah doa dan identitas baru bagi kita. Mari kita ubah SUMUT menjadi: 'Saatnya Umat Menikmati Urusan Transparan',” tegas Ahmad Qosbi.
Inovasi Sebagai Mesin Perubahan
Ahmad Qosbi menyampaikan, untuk mengakselerasi lahirnya SUMUT yang Baru dibutuhkan mesin pendorong yang kuat, yaitu inovasi.
"Untuk mengakselerasi lahirnya SUMUT yang baru, kita butuh mesin pendorong yang kuat, yaitu inovasi. Inovasi adalah oksigen yang menghidupkan kreativitas dan mematikan rutinitas yang membelenggu. Saya menantang setiap pejabat dan ASN Kanwil Kemenag Sumut temukan masalah, lalu jadilah pencipta solusinya. Jangan hanya menjadi pengguna sistem, jadilah pencipta sistem,” ungkap Qosbi tegas.
Ahmad Qosbi berpesan seluruh pejabat dan ASN agar berlomba-lomba mencetuskan banyak inovasi yang bermanfaat buat organisasi dan umat.
“Kita yang paham tantangan apa yang selama ini kita hadapi dalam birokrasi, maka sebagai ASN kita juga harus menuntut diri kita untuk mencurahkan gagasan dan ide yang membangun untuk melahirkan solusi dari setiap permasalahan yang ada,” ungkap Ahmad Qosbi.
Qosbi mengharapkan sisa tahun 2025 ini, sebagai panggung untuk menunjukkan kinerja terbaik, integritas tanpa kompromi, dan inovasi tanpa henti.
"Mari kita bersatu dengan tekad baru: bekerja dengan totalitas, melayani dengan hati, dan berinovasi tanpa henti," ajak Qosbi. (Soni).