Kisah nyata yang penuh makna inspiratif ini dikutip awak media dari pasangan suami istri (Pasutri) Fadli Hariadi dan Arbainah jamaah calon haji asal Serdang Bedagai (Sergai) yang tergabung dalam Kloter 14 Embarkasi Medan.
Untuk mewujudkan Impian itu, pasutri Fadli Hariadi - Arbainah harus membutuhkan perjuangan, kerja keras, kesabaran dan tekad yang kuat.
Saat awak media bersama Humas Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Medan mewawancara langsung pasutri asal Sergai tersebut.
Fadli Hariadi didampingi sang istri Arbainah membagikan pengalamannya setelah 20 tahun berjualan pisang goreng, mereka akhirnya bisa menuaikan Rukun Islam kelima ini.
Fadli beserta istri sangat bersyukur akhirnya bisa menunaikan ibadah haji pada tahun ini setelah 12 tahun menunggu.
“Sebelumnya saya bersama istri mendaftar dana talangan haji Rp 25 juta untuk mendapatkan nomor porsi, Alhamdulillah penantian panjang menjadi Tamu Allah bisa terwujud saat ini,” ungkap syukur Fadli Hariadi.
Fadli Hariadi menceritakan, sejak tahun 2005 mulai dirinya bersama istri tercinta berjualan pisang goreng di pinggir jalan Desa Sialang Buah Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai.
“Setiap hari mulai pukul 8 pagi sampai pukul 4 sore saya berjualan bersama istri. Setiap hari kami jualan tidak ada hari libur, jika merasa lelah kami baru libur,” ungkapnya kepada Humas PPIH Embarkasi Medan, Sabtu (17/5/2025).
Fadli Hariadi - Arbainah yang dikaruniai 2 orang anak ini rutin menyisihkan uang sebagai tabungan untuk berangkat haji.
Sedikit demi sedikit uang hasil penjualan pisang goreng dikumpulkan untuk tabungan haji.
Fadli juga menceritakan suka dukanya saat berjualan pisang goreng bersama istri, dengan kondisi ekonomi yang pas-pasan, tapi tidak menyurutkan semangat dan tekad keduanya untuk terus berjuang menafkahi keluarga serta yakin bahwa rezeki sudah diatur oleh Allah SWT hingga akhirnya mereka pun bisa naik haji pada tahun ini.
“Pendapatannya tidak menentu pak, terkadang ramai, namun juga terkadang sepi, apalagi kondisi ekonomi sekarang ini susah mencari uang, namun kami menjalaninya dengan penuh kesabaran karena rezeki sudah diatur Allah SWT,” ucapnya.
Suka duka saat merintis usaha jualan pisang goreng juga diungkapkan sang istri Ardiah. Ia pun dengan semangat menceritakan kenangan indah tersebut.
“Saat anak kami masih bayi, saya bersama suami memasang kain gendong dan mengayunkan anak kami di ranting sebatang pohon di dekat kami berjualan. Saat itu tempat berjualan kami masih berupa tenda bongkar pasang,” ungkap Ardiah.
“Anak kami besar-besar di jalan lah Pak,” tambah Ardiah sambil tersenyum.
Pasutri Fadli Hariadi dan Arbainah yang sebelumnya pernah melaksanakan umrah, bersyukur bisa melaksanakan ibadah suci ke Baitullah.
Mereka berharap dalam perjalanan hajinya ini, agar selalu diberi kesehatan dan kemudahan dalam melaksanakan rangkaian ibadah haji dan kembali ke Tanah Air dengan mendapat predikat sebagai haji mabrur.
Di tanah suci nanti, Pasutri ini ingin mendoakan keluarga yang belum berkesempatan menunaikan ibadah haji agar bisa menunaikan Rukun Islam Kelima.
Melalui kisah nyata Pasutri ini, awak media berharap agar pembaca setia khususnya masyarakat bisa mengambil pelajaran bahwa tidak ada yang tidak mungkin untuk meraih impian, jika semua dilakukan dengan bekerja keras diiringi doa dan kesabaran serta tekad yang kuat karena Allah, jika Allah SWT berkehendak segala jalan akan dimudahkan. (Soni)